Selembar kebahagiaan terpampang di atas meja,
setia menunggu doa yang tak kunjung dipanjatkan.
Kesabaran tampak lelah meneranginya
Sedangkan sang nurani
yang paling dekat dengan kebahagiaan ini,
malah santai menopang dagu.
Sesekali menggaruk kepalanya
yang tak kunjung menemukan ide
untuk memulai mengucapkan syukur.
Mencoba untuk memukul keraguan
yang hinggap di kebisuan
Hingga akhirnya sang nurani
menyadari kesadaran yang melintas.
Nurani mencoba memutar memori
dari mana kesadaran itu berasal.
Kapan saat itu terjadi.
Tapi tetap saja tak kunjung mengerti
Ratusan kata selesai meluncur dari bibirnya
Kebahagiaan itu tak kosong lagi.
Benar saja, muncul rasa damai dalam jiwa,
seperti disinari lampu yang berkilau
Surabaya, 22 Nopember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar